DevOps Workflow

Alur kerja DevOps memberikan gambaran visual tentang urutan di mana input diberikan. Juga, ini memberitahu tentang satu tindakan yang dilakukan, dan output yang dihasilkan untuk proses operasi.

Alur kerja DevOps memungkinkan kemampuan untuk memisahkan dan mengatur pekerjaan yang paling banyak diminta oleh pengguna, ini memberikan kemampuan untuk mencerminkan proses ideal dalam pekerjaan konfigurasi.

DevOps Principles

Prinsip utama DevOps adalah Pengiriman berkelanjutan, otomatisasi, dan reaksi cepat terhadap umpan balik.

  1. End to End Responsibility: Tim DevOps perlu memberikan dukungan kinerja hingga mereka menjadi akhir masa pakainya. Ini meningkatkan tanggung jawab dan kualitas produk yang direkayasa.
  2. Continuous Improvement: Budaya DevOps berfokus pada peningkatan berkelanjutan untuk meminimalkan pemborosan. Ini terus mempercepat pertumbuhan produk atau layanan yang ditawarkan.
  3. Automate Everything: Otomatisasi adalah prinsip penting dari proses DevOps. Ini untuk pengembangan perangkat lunak dan juga untuk seluruh lanskap infrastruktur.
  4. Custom Centric Action: Terpusat Tim DevOps harus berfokus pada pelanggan karena mereka harus terus berinvestasi dalam produk dan layanan.
  5. Monitor and test everything: Tim DevOps harus memiliki prosedur pemantauan dan pengujian yang kuat.
  6. Work as one team: Dalam budaya DevOps, peran desainer, pengembang, dan penguji sudah ditentukan. Yang perlu mereka lakukan adalah bekerja sebagai satu tim dengan kolaborasi penuh.

Prinsip-prinsip ini dicapai melalui beberapa praktik DevOps, yang mencakup penerapan yang sering, otomatisasi QA, pengiriman berkelanjutan, validasi ide sedini mungkin, dan kolaborasi dalam tim.

DevOps Practices

Beberapa praktik DevOps yang teridentifikasi adalah:

  • Self-service configuration
  • Continuous build
  • Continuous integration
  • Continuous delivery
  • Incremental testing
  • Automated provisioning
  • Automated release management

 

You may like these posts